Tuesday, July 31, 2012

Inspirasi dan Kamar Mandi

Inspirasi bisa kita dapatkan di mana saja, kapan saja, dari apa saja, dan dari siapa saja. Inspirasi tak jarang datang tiba-tiba tanpa permisi. Begitu pula ketika inspirasi menghampiri saya, begitu mendadak dan tak peduli apa yang sedang saya lakukan dan rasakan saat itu. Saya kerap mendapat inspirasi ketika sedang menonton, membaca, mengendarai motor, menyetrika, bersih-bersih rumah, bahkan ketika saya sedang beraktivitas di dalam kamar mandi. Yang terakhir saya sebut adalah situasi yang seringkali saya hadapi. Saya - yang mandi sampai lima belas menit hanya ketika keramas - bisa berada di dalam kamar mandi hingga dua puluh bahkan nyaris tiga puluh menit. Well, di sini saya akan muat salah dua dari beberapa hasil "semedi" saya di dalam kamar mandi.

Saya suguhkan yang pertama dulu ya :)


Dalam cemburu aku tersesat
Namun ku tak berani mendekat
Hanya mampu menatapmu lekat
Sikapmu itu... ooh sungguh keramat
Membuat hatiku berkarat,
karena cinta tanpa syarat!

*Mataram, 21 Juli 2012 - 7.20 am*


Kalimat pada baris awal untaian kata-kata di atas sebenarnya saya dapat di detik-detik terakhir menyetrika baju. Tersisa satu potong kaos dari berbagai jenis pakaian yang bertumpuk setelah hampir satu minggu menanti untuk dilicinkan dan diharumkan. Entah mengapa kalimat itu terlintas begitu saja, padahal saya tidak sedang cemburu pada siapa pun dan pada apa pun. Berhubung hari itu saya harus masuk kerja dan belum mandi, jadilah saya melanjutkan merangkai kata di dalam kamar mandi. Hasilnya ya seperti yang kalian lihat di atas. Apa yang saya tulis sama sekali tidak didukung dengan tempat maupun suasana hati. Tapi walaupun sebagian besar kata tersebut saya peroleh dan rangkai di kamar mandi, saya senang membacanya. Semua kata itu begitu aneh dan menggoda - bagi saya ;)

Sekarang mari kita lihat hasil "semedi" yang kedua, yang tidak sekadar 'aneh' tapi 'sangat aneh'. Kalian yang membaca saya persilahkan untuk tertawa, geleng-geleng kepala, berdecak kagum, muntah, ataupun berguling-guling di lantai :D


Ku lihat danau itu begitu biru
dan kau berdiri memandangnya, beku...
Aku pun hanya terpaku.
Kau benar-benar membuat lidahku kelu,
kebisuanmu tak membuatku lupa akan ucapanmu sesaat lalu.
          Aah kau ini benar-benar...
         Tak peduli aku tersipu,
         kau tetap katakan hal itu
Burung-burung di sekitar kita mendendangkan lagu
seolah bahagia mendengar percakapan kau dan aku
         Lantas apalagi yang kau tunggu, pangeranku?
        Akankah kita terus di sini, bergantian menatap langit dan danau yang sama biru? 

*Mataram, 22 Juli 2012 - 9.45 am*


See? Sangat aneh, bukan? Saya benar-benar tidak mengerti kenapa saya bisa menyusun kata-kata seperti yang di atas itu. Tiba-tiba ada 'danau biru', 'percakapan kau dan aku', dan yang lebih menggelikan lagi ada kata 'pangeranku'. Entah apa yang merasuki saya, tapi yang jelas saat itu saya sedang sadar sesadar-sadarnya. Saya tidak sedang mabuk cinta, apalagi mabuk alkohol, bah. Saya juga tidak sedang mengkhayal tentang danau berwarna biru ataupun mengkhayal mendengar burung-burung berdendang.

Hmm... ya ya ya, inilah yang dinamakan dengan inspirasi. Dia bisa datang dalam sekejap, pun hilang dalam satu kedipan mata jika kita tak langsung menuangkannya di atas selembar kertas atau menyampaikannya ke orang-orang terdekat kita.

Sebuah inspirasi, bagi saya pribadi, bisa datang tanpa peduli tempat dan situasi. Saya bisa menciptakan suasana hati seolah sedang jatuh cinta, patah hati ataupun marah tanpa perlu menunggu semua itu terjadi. Begitu pula halnya dengan tempat. Kamar mandi telah menjadi tempat favorit saya berikutnya dalam mencari dan mendapat inspirasi setelah kamar tidur.

Friday, May 18, 2012

Ketika Aku Jatuh Cinta Kepada "nya"

Saat itu aku masih lugu, tak banyak tahu tentang hal-hal di luar duniaku. Saat itu juga ada seorang lelaki yang begitu dekat denganku, rela melakukan apapun demi membahagiakanku. Dia telah menjadi bagian yang begitu berarti dalam hidupku, karena dia sangat memahamiku. Dialah lelaki yang hampir tidak pernah menolak permintaanku. Dia temani hari-hariku tanpa satu haripun berlalu. Dia perlakukanku layaknya seorang tuan putri yang tak boleh seorangpun mengganggu. Kesederhanaan, kedewasaan, dan kehangatan sikapnya benar-benar ku rasakan tanpa ragu. 
Dia begitu istimewa di mataku. Banyak hal yang telah dia ajarkan padaku. Dia, sosok pria yang selalu siap melindungiku tapi tak pernah mau melihatku lemah jika dirinya tak sedang bersamaku. Dia menyukai jika aku menjadi wanita yang tahu malu tapi keras menegurku jika bertanya hal-hal yang ku tak tahu pun aku malu.
Dia juga telah mengenalkan banyak hal padaku. Dia yang membuat acara berita di televisi menjadi salah satu tontonan favoritku. Dialah lelaki pertama yang mengajakku ke pantai tanpa malu-malu. Sering ia menonton film-film box office tanpa pernah alpa untuk mengajakku. Aku selalu melihatnya bahagia ketika nonton pertandingan sepak bola bersamaku.Ya, dia adalah orang yang mengenalkan sepak bola padaku hingga pada akhirnya dia membuatku jatuh cinta. Benar-benar jatuh cinta. Dengan apa yang telah dia lakukan, aku benar-benar jatuh cinta. Dia membuatku benar-benar jatuh cinta pada sepak bola. Bagaimana tidak cinta, aku mengenal sepak bola 18 tahun yang lalu, ketika aku baru bisa membaca, dan sampai saat ini aku masih gemar menonton pertandingan sepak bola.

Dia, ayahku, telah membuatku benar-benar jatuh cinta pada sepak bola.

Wednesday, May 16, 2012

Pantang Menyerah, Berjuang Hingga Akhir!

Dramatis! Menegangkan! Membahagiakan! Menyakitkan!
Empat kata di atas rasanya mampu mewakili suasana pertandingan terakhir Liga Primer Inggris yang sekaligus menjadi partai penentu jawara liga musim 2011/2012. Betapa 2 menit yang begitu berharga dan begitu membahagiakan bagi kubu The Citizens. Di lain pihak, The Red Devils merasakan waktu 2 menit tersebut sangat mengecewakan, memupuskan harapan mereka untuk menggenapkan gelar.

Menjamu QPR di Etihad Stadium, Kompany cs mengurung pertahanan anak buah Mark Hughes sejak menit awal pertandingan. Sempat unggul melalui gol yang dicetak Zabaletta, City harus kebobolan saat Djibril Cisse mampu memanfaatkan peluang yang muncul dari kesalahan Vincent Kompany. Jika kapten Manchester biru membuat kesalahan hingga membuat Cisse berhasil menjebol gawang Joe Hart, maka kapten QPR, Joey Barton membuat kesalahan yang sebenarnya konyol dan sangat tidak perlu, yaitu melakukan pelanggaran tanpa bola terhadap Carlos Tevez sehingga wasit Mike Dean harus memberikan kartu merah padanya. Sebelum meninggalkan lapangan, ia pun sempat melayangkan tendangan ke Sergio Aguero, hendak menanduk Vincent Kompany, dan nyaris berkelahi dengan Mario Balotelli.
Memanfaatkan keunggulan dalam jumlah pemain, para punggawa Manchester City terus menggempur pertahanan Queens Park Rangers. Kesigapan Paddy Kenny dalam menjaga gawangnya tidak membuat Kun Aguero dan kawan-kawannya menyerah. Di pinggir lapangan, Don Mancio pun terlihat tidak mau menyerah begitu saja. Namun di tengah usaha mencari gol tambahan, kubu The Citizens justru dikejutkan dengan akselerasi yang dilakukan Traore dari sayap kiri. Traore yang menggantikan Cisse, mampu mengecoh Kompany untuk kemudian melepaskan umpan silang kepada Jamie Mackie yang tak terkawal dan berhasil menyarangkan bola ke gawang Hart melalui sundulannya.
Berbekal keinginan kuat untuk meraih trofi, Mancini kemudian memasukkan Edin Dzeko serta Balotelli. Keputusan memainkan Dzeko berbuah gol pelecut semangat di menit kedua tambahan waktu dari 5 menit yang diberikan oleh wasit. Karena hasil imbang dapat membuat MU meraih gelar ke-20 mereka, maka City berjuang mati-matian berusaha membobol gawang QPR. Usaha tak kenal lelah David Silva cs akhirnya berbuah manis. Sergio Kun Aguero! Dialah yang menjadi pahlawan The Citizens dengan tendangan kerasnya ke gawang Kenny di menit ke 94. Gol penentu tersebut sontak membuat para suporter yang sempat bersedih menjadi gembira.




Gol Aguero membuat Etihad Stadium bergemuruh menyuarakan kebahagiaan mereka. Di lain pihak, kubu Setan Merah mengalami kekecewaan karena kekalahan yang bisa dibilang menyakitkan karena gol penentu kemenangan City tercipta di saat-saat terakhir, di mana Fergie dan pasukannya bersiap menyambut kemenangan. 


Di balik kemenangan dramatis yang berhasil diraih pasukan Mancini, kita bisa mendapatkan pelajaran bahwa untuk mewujudkan mimpi kita harus berjuang hingga akhir. Tak ada kata menyerah sebelum peluit akhir dibunyikan. Kenyataan bahwa Manchester United berhasil unggul 1 angka atas Sunderland, tidak membuat anak-anak Manc. City menundukkan kepala dan menghapus mimpi meraih gelar dari kepala mereka. Mereka tidak sedikitpun mengendurkan serangan meski pertahanan QPR sulit ditembus. Mereka bahkan berjuang hingga akhir terbukti dari 2 gol yang tercipta di masa injury time.

Selamat buat Manchester City!

Friday, May 4, 2012

Kenangan Bersamamu

Tahun ini, tanggal 27 Maret jatuh tepat di hari Selasa. 5 tahun yang lalu, di hari dan tanggal yang sama, bertepatan dengan ulang tahun ke-8 adik bungsuku, Ayahku meninggal dunia. Beliau berpulang ke hadapan Illahi tanpa ada Ibu dan anak-anak yang menemaninya. Hingga saat ini, aku masih tak percaya Ayah telah tak bersama kami lagi.

Ayah adalah sosok yang sangat berarti bagiku. Aku sangat dekat dengannya. Beliau selalu mengingatkanku agar menjadi anak perempuan yang mandiri, yang tak perlu meminta bantuan orang lain selama masih bisa menyelesaikan atau mengerjakan segala seuatu seorang diri. Ayah mengajarkanku untuk menjadi anak yang berani dan tegar. Ayah mendidik aku (dan adik-adikku) untuk hidup sederhana. Ayah terlihat cuek, tapi beliau sangat memperhatikan tata krama dan sopan santun. Ayah selalu menegur jika anak-anaknya menjawab "hmmm..." ketika dipanggil oleh beliau ataupun Ibu. Tak jarang Ayah memarahiku (atau adik-adik) karena melawan Ibu. Ayah juga tidak pernah suka melihat temanku (ataupun teman adik-adikku) harus menunggu ketika menjemput kami. Beliau selalu menekankan bahwa lebih baik kita yang menunggu daripada ditunggu, apalagi kalau kita yang dijemput. Ayah juga seringkali mengingatkan kalau mau pergi ke sekolah, berangkat dari rumah paling telat setengah jam sebelum jam sekolah dimulai. Ayah mengenalkanku pada kebersihan dan kerapihan. Beliau memang orang yang pembersih karena sejak kecil dibesarkan di keluarga yang pembersih (bahkan beberapa buklek ku sangat pembersih). Ayah juga orang yang apik dalam memelihara barang-barang miliknya dan ini menurun padaku, walaupun harus ku akui kalau aku tidak seapik beliau. Dalam keluarga kecil kami, sehabis sholat Ashar, kami bersih-bersih rumah dan tidak ada yang boleh menyetel TV. Tak jauh beda ketika Maghrib tiba, TV masih tidak boleh menyala karena sehabis sholat, kami dibiasakan untuk mengaji.

Aku tidak akan pernah lupa bagaimana Ayah mengajarkanku untuk tidak malu dan berani bertanya, terutama dalam hal berbelanja. "Bukan perhitungan, tapi kita memang harus teliti kalau beli apa-apa", kata Ayah. Beliau jugalah yang mengenalkanku pada sepak bola, F1, moto gp, dan tinju sehingga aku begitu gemar menonton olahraga-olahraga tersebut yang umumnya menjadi totonan para lelaki. Masih jelas dalam ingatanku bahwa kami sering begadang bersama untuk nonton bola atau film-film laga barat kesukaan kami.

Ayah, layaknya orang tua pada umumnya, sangat bangga padaku. Aku bisa merasakan itu dari cara beliau bercerita pada keluarga besar tentang anak perempuan satu-satunya ini. Rasanya hampir tidak ada satupun cerita tentangku baik di sekolah maupun di luar sekolah yang tidak disampaikan Ayah ke keluarga besar kami.

Kenangan tentang Ayah tak kan pernah hilang. Hingga 5 tahun kepergiannya, aku masih ingat kebiasaan dan kesukaan Ayah. Mulai dari Brazil, tim favorit Ayah dalam Piala Dunia yang tentu saja bertentangan denganku yang setia menjagokan Belanda dan tim Tango. Kemudiaan kebiasaan Ayah duduk di teras belakang, bermain gitar menyanyikan lagu-lagu dari penyayi idolanya, khususnya Iwan Fals, Ebiet G. Ade, dan Koes Plus. Dan tentu saja Ayah orang yang paling berpengaruh dalam kesukaanku akan musik. Lagu-lagu dan penyayi atapun grup band favorit Ayah menjadi favoritku juga.




Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hm…
Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm…
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi kurindu
untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm…
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia


Nobody's perfect. Well, itu juga yang berlaku pada Ayahku. Tetapi, biarlah ku simpan sendiri apa yang menjadi kekurangan Ayahku.
Ayah tetaplah Ayahku, tak kan tergantikan oleh siapapun.

Ayah, I'm proud to be your daughter. I luv u so, I miss u so!!!

Thursday, April 5, 2012

HASIL MEMBENARKAN CARA

Jika HASIL MEMBENARKAN CARA, berarti segala usaha tak peduli dengan kejujuran atau dengan kecurangan boleh dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diharapakan, bukan?

Jika memang benar begitu, maka:
Jika HASIL MEMBENARKAN CARA, tidak akan ada penghargaan atas sebuah jerih payah.
Jika HASIL MEMBENARKAN CARA, norma-norma seakan tak berdaya.
Jika HASIL MEMBENARKAN CARA, etika dipandang sebelah mata.
Jika HASIL MEMBENARKAN CARA, kejujuran tak lagi berharga.
Jika HASIL MEMBENARKAN CARA, kelicikan bebas merajalela.

Jika memang benar begitu, jika HASIL MEMBENARKAN CARA, lantas buat apa kita berupaya keras, berpikir cerdas, dan bertindak tangkas dalam menjalani sebuah proses dengan menjunjung kejujuran dan kerja keras demi hasil yang membuat kita puas???

Ayin ^_^


Thursday, March 8, 2012

Aku dan Kata, Bersama

Bersama kata, aku berkata
Bersama kata, aku bercerita
Bersama kata, aku melepas rasa
Bersama kata, aku melepas derita
Bersama kata, aku bersuka cita
Bersama kata, aku menumpahkan air mata
Bersama kata, aku bermain rima


*Mataram, March 8, 2012 - 1.27 pm

Tuesday, March 6, 2012

Aku dan Kata

Aku tak berkata, tak mengapa
Aku tanpa kata, rasanya hampa
Aku dan kata bagai saudara
Aku butuh kata,
Aku selalu rindu kata.
Kata mengerti aku,
Kata memahami aku,
Kata tenangkan hatiku.


*Mataram, March 6, 2012 - 11.00 am*

Hanya Aku

Ku tanya malam, dia diam
Ku sapa pagi, dia pergi
Ku tengok siang, dia hilang...

Ku tanya langit, dia sakit
Ku sapa angin, dia dingin
Ku tengok laut, dia kalut...

Ingin diam, tapi harus pergi dan menghilang...
Sakit tenggelam dalam dingin dan kekalutan...



*Mataram, 6 Februari 2012 - 2.15 pm*

Thursday, March 1, 2012

SAYA SENANG DENGAN KEKALAHAN TELAK INDONESIA DARI BAHRAIN

Beberapa di antara kalian pasti bertanya-tanya atau bahkan mungkin marah saat membaca judul tulisan saya ini. Tapi begitulah faktanya. Saya senang dengan kekalahan 10 gol tanpa balas yang dialami pasukan tim nasional Indonesia pada Rabu malam (29/2). Sungguh saya senang dan ingin menyuarakan kesenangan saya ke seluruh rakyat negeri ini tanpa terkecuali.

Mungkin ada di antara kalian yang bertanya apakah kesenangan yang saya rasakan merupakan wujud lunturnya rasa nasionalisme saya atau apakah sekarang saya sudah tidak mau lagi mendukung timnas Indonesia. TIDAK!!! Saya tetap mencintai tanah air saya dan saya tetap pendukung setia Timnas Merah Putih.

Kesenangan saya ini justru merupakan wujud cinta dan kepedulian saya sebagai seorang pecinta dan pendukung Timnas Garuda. Saya senang karena saya berharap kekalahan telak anak buah Aji Santoso bisa menjadi pelajaran bagi para pengurus PSSI yang masih membawa kepentingan pribadi atau kelompoknya dalam mengurus dan membenahi persepakbolaan dalam negeri. Mereka bisa lihat bahwa hasil memalukan dalam laga Kualifikasi Pra Piala Dunia Grup E Zona Asia merupakan imbas dari keegoisan mereka. Pembatasan pemilihan para pemain yang boleh berkostum timnas berakibat fatal dan merugikan bangsa. Para pemain ISL tidak diizinkan untuk membela negara, meskipun beberapa di antara mereka punya banyak pengalaman dalam berkostum Merah Putih dan pun mereka bagian dari komposisi Timnas sebelumnya. Di sini saya sama sekali tidak merendahkan kualitas pemain IPL, karena tidak sedikit pemain-pemain dengan talenta bagus yang membela klub-klub dalam liga tersebut, seperti Andik Vermansyah, Abdur Rahman, dan Ferdinand A. Sinaga. Jadi sudah seharusnya tidak ada lagi dualisme liga. ISL dan IPL harus bisa menjadi sebuah ajang yang dapat menjadi wadah kompetisi sepak bola dalam negeri yang sehat dan berkualitas.
 
Itulah gambaran kesenangan saya. Sejatinya, jauh di lubuk hati saya, saya sangat sedih melihat para pemain Indonesia dipecundangi di Stadion Nasional Manama. Hati saya hancur menyadari bahwa para pemain yang kemudian menjadi korban dari keegoisan para petinggi PSSI. Hanya karena kepentingan pribadi dan golongan lantas merampas hak anak bangsa yang tidak hanya punya keinginan tapi juga memiliki kemampuan untuk diberi kesempatan dan diberi kepercayaan tampil sebagai punggawa Timnas Merah Putih.

Saya sebagai seorang penikmat dan pecinta sepak bola berharap agar kedepannya sepak bola kita tidak lagi dipenuhi dengan kepentingan kelompok para pengurusnya karena hanya akan merugikan talenta-talenta hebat pesepak bola tanah air. Kami para penggila bola pun dirugikan karena tidak dapat menyaksikan seutuhnya keindahan dan kehebatan para pemain bola tanah air.

Semoga tidak ada lagi kekisruhan dalam sepak bola Indonesia. Semoga sepak bola Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi dan terus maju hingga pada saatnya nanti bisa berbicara di level internasional. Semoga suatu saat nanti rakyat Indonesia bisa mendengar salah satu nama anak bangsa didaulat sebagai pemain terbaik dunia.

                                                     _____________***______________

Tulisan ini saya buat hanya untuk mengungkapkan kecewaan dan juga harapan saya akan kondisi persepakbolaan Indonesia. Semoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya :)

Wednesday, February 29, 2012

Semangat Itu...

Dalam diam merangkai angan, menjalin cita dan mimpi
Keheningan menyapa hati yang dingin…
Menjemput sejumput asa yang semakin membara…
Terhenyak namun tegar tak terlempar...
Berdiri, beranjak, berlari menjemput…
Tak bosan dan tak takut,
Semangat tak pernah surut,
Hingga maut menjemput…


*Mataram, 31 Maret 2011 - Masih sendiri di ruangan yang sama*

Tak Ada yang Tahu

Dia gadis kecil yang lugu dan pemalu…
Duduk dalam diam dan sendu
Lekat menatap seonggok batu,
Tak pelak dirundung pilu…
Lidah kelu,
Tubuh kaku,
Melangkah pun tak mampu…
Entah apa yang berkecamuk di dalam pikirannya saat itu…
Tak pasti apa yang bergolak di dalam hatinya kala itu…
Semua serba tak tentu…
Hanya dia seorang yang tahu…
Pada dunia tak ‘kan pernah mau mengaku…


- Mataram, 31 Maret 2011 - Sendiri di sudut ruangan -

Sudut Kamar - 090311

Jejak itu hilang bukan tanpa bekas,
meski larut dalam ombak yang menghempas
Sepoi-sepoi angin bertiup jauh membawa lara hingga tak lagi luka menghadang rasa
Hiruk pikuk anak-anak pantai ramai berbisik menggelitik jiwa sepi
Dari balik jendela menatap indah senja yang menjemput malam
Membisikkan harapan dan janji akan esok yang jelas terbayang
Tak kan lena dalam gundah, tak kan hanyut dalam resah
Jemari menari merangkai penuh arti, bukan mimpi


*Mataram, March 9, 2011*

Kisah Sebuah Senyuman

Kembali menyusuri hari yang lalu, mengikuti jejak-jejak yang masih tersisa...
Tersenyum sesaat, perih...

Menatap hari esok, mencoba biasa...
Tetap tersenyum, walau terasa sedikit palsu...

Terus melakoni kisahku seorang diri...
Masih berusaha untuk tersenyum, meski berat...



*Mataram, May 1, 2010 - 12.09 am*

Ingin Rasanya Membenci

Ketika tersadar dengan segala kekosongan, ingin rasanya membenci...
Namun, sentuhan lembut hangatkan hati lupakan emosi.
Saat terbangun dalam kesendirian, ingin rasanya membenci...
Tapi, lantunan melodi nurani tak dapat ditipu dengan keegoisan.
Saat terjatuh dalam kehampaan, ingin rasanya membenci....
Namun, seruan sebuah hati lain memanggil-manggil memenuhi janji-janji.
Ketika tersesat di ujung kerapuhan, ingin rasanya membenci...
Namun, sebuah suara bangkitkan semangat, berbalik haluan.
Ingin rasanya membenci...


*Mataram, November 21, 2009 - 10.25 pm*

Pangeranku Beraksi

Hari ini hari Minggu. Sebenarnya aku ingin menyetrika pakaianku yang hampir satu minggu merengek-rengek ingin dihangatkan dan dirapikan. Tapi hari ini aku sudah berjanji untuk mengantar dan menemani adikku pergi ke Taman Budaya untuk mengikuti lomba baca puisi dan cerpen tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.

Dan inilah dia aksi adikku saat tampil!


Adikku adalah pangeranku. Faris Abiyyu. Aku biasa memanggilnya Abiyyu. Dia adikku yang paling kecil dan sangat ku sayang. Kami berdua kompak, namun tak jarang kami juga bertengkar. Aku dan Abiyyu itu mirip. Tidak hanya dari segi wajah, tapi juga dalam hal-hal lain. Salah satunya seperti yang ada dalam video di atas.

Walaupun dia tidak keluar sebagai pemenang, bagiku dia tetap pangeranku. Aku bangga melihatnya tampil penuh keberanian. Ini pertama kalinya Abiyyu tampil di luar sekolah, tapi tak ada keraguan sedikitpun dalam hatinya. Yang ada di pikrannya hanya ingin tampil maksimal dan sebagus mungkin.

Setelah pengumuman dan namanya tidak disebutkan, ku katakan padanya bahwa menang dan kalah itu bagian dari rezeki yang sudah diatur oleh Allah SWT. Yang terpenting adalah bagaimana kita mau berusaha dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Apalagi ini penampilan pertama, jadi wajar kalau belum mendapat kesempatan keluar sebagai pemenang.

Tetap semangat adikku! Teruslah berprestasi dan tetap rendah hati ;)

*Mataram, 26 Februari 2012*



Bingkisan dari Ibu

Ketika ku buka lemari pakaianku pagi tadi, ku temukan bingkisan ini. Kertas kado yang digunakan memang sedikit lusuh, tapi aku menghargai dan menyukai hadiah ini. Bagiku yang terpenting adalah rasa dan doa yang ingin beliau sampaikan :)


Aku yakin yang ada di dalam bingkisan ini adalah sebuah buku, karena ibu tahu aku suka membaca. Aku senang ibu menghadiahi sesuatu yang ku suka dan pasti bermanfaat bagiku. Semoga hadiah dari beliau ini tidak hanya bermanfaat bagiku, tapi juga bagi keluarga dan orang-orang di sekitarku.Amin ya robbal alamin!
Terima kasih, Ibu!

Wednesday, February 15, 2012

ALKISAH

Aku baca judul tulisan ini,
aku tertarik...
Ku coba membacanya,
semakin menarik...
Kemudian ku akhiri membacanya dengan rasa kagum dan setuju akan isinya,
tak lupa sambil tersenyum...
Dan pada akhirnya, mau tidak mau, aku pun...

*check your inbox please, pak su :)

 ***

Sebuah pesan yang ku kirim kemudian.

Membaca satu tulisan mu, layaknya magnet yang menarik diriku untuk menjadikanmu teman dalam jejaring sosial yg kita kenal dengan "facebook". (padahal waktu itu aku bilang tdk mau meng-add-mu)
Aku pun tergerak utk menelusuri kamar-kamar lain dalam tulisanmu.
Dan! Aku menyukainya! Aku suka gaya menulismu yang mengalir apa adanya.

Kau tahu, memasuki dan menggeladah beberapa kamar tulisanmu, membangkitkan hasratku agar menulis tidak hanya utk ku nikmati sendiri.
Tapi, ya itulah aku! Sulit menjadi saya! Tanpa alasan yang begitu jelas, aku lebih suka menyimpan hasil coretan ku utk diriku sendiri.

Mungkin setelah ini kita bisa saling berbagi cerita lewat kata, berima ataupun suka-suka...
Mungkin kau bisa membujukku utk menumpahkan semua asa dan rasa dalam cerita atau sajak berjuta kata...
Mungkin kau bisa mengajariku membuka diri lewat abjad yang terangkai penuh makna...

Setelah membaca pesanku ini, aku tak peduli kau menertawai kekonyolanku ataupun mengagumi kata-kataku (pedeeeeeeee... hahahahaha). Aku hanya ingin berteman dan bisa terus membaca karya-karyamu (mendadak jadi penggemar tidak rahasia).

Sekian dan terima kasih :)

*** 

Balasan yang ku terima beberapa jam kemudian.
 
thanks for add-ed me be u'r friend... thanks for prise...
sayapun masih belajar mba. didasari hobi membaca, jadi banyak ide terlontar dan meminta untuk dituangkan. tapi ide ini tidak akan menjadi apa-apa menurut saya kalo hanya disimpan sendiri...
tentunya, orang akan menilai dari pandangan mereka masing2, tapi janganlah menciut saat orang menilai kurang bagus.... jadikan itu sebagai pelecut smangat mba....
banyak orang cerdas, tidak dapat mendokumentasikan kecerdasannya karena tidak dapat menulis,,,, jadi.....,,, let's try to be an author

---------------------***-----------------------

Itulah tadi sedikit kisah yang membuat saya akhirnya membuka kembali blog yang saya buat sekitar bulan September 2007. Yupz, sudah 4 tahun berlalu sejak kata-kata pertama saya dalam blog ini. Pun 3 tahun telah kulewatkan tanpa menulis satu kata pun (tulisan terakhir saya tanggal 2 September 2008).

Sekitar empat tahun yang lalu, saya begitu bersemangat untuk membuat blog. Saya bisa menulis tentang apa saja, mencurahkan isi hati, menumpahkan kekesalan, menceritakan pengalaman ataupun menyampaikan pandangan. Intinya suka-suka tanpa melupakan etika. :)

Sayangnya, semangat itu hanya di awal saja. Di tengah jalan, entah kenapa saya tidak pernah lagi melirik blog ini. Bahkan saya hampir lupa password blog yang saya buat sendiri.

Tapi kurang lebih satu minggu yang lalu, tepatnya tanggal 7 Februari 2012, saya membaca tulisan seorang teman di facebook. Seperti yang sudah saya ceritakan di atas, saya tertarik dan menyukai tulisannya. Akhirnya, saya tergerak untuk membangkitkan kembali semangat 4 tahun yang lalu, apalagi setelah saya mengunjungi blog miliknya. Kemudian saya mulai menata ulang blog saya, merapikan serpihan-serpihan yang tercecer, mengizinkan orang-orang untuk melakukan blog walking di blog yang saya beri nama ayin-elf, serta berusaha menjadikannya lebih menarik (setidaknya menurut saya :D) dan lebih "berisi".

Semoga semangat saya tidak akan pernah luntur lagi dan semoga tulisan-tulisan dalam blog ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Ganbatte!

Never Stop to Smile

Never Stop to Smile

The Nature of Human Being

The Nature of Human Being

Think Purple

Think Purple