Tuesday, March 29, 2016

Aku, Kamu, dan Pantai

Pantai.
Tempat di mana kita selalu menghabiskan waktu bersama, berdua saja.

Pantai.
Tempat di mana aku bisa mengobati rinduku padamu, hanya kamu.

Pantai.
Sembilan tahun telah berlalu, meski tanpamu, aku tetap pergi, tak peduli walau harus sendiri.

Pantai.
Mengingatkanku pada kenangan tentang kita, hanya kita.

Hanya aku dan kamu di pantai.



Gili Trawangan, 27 Maret 2016

Pelangi di Ujung Senja

Rintik gerimis menyapa sore yang terang
Diri ini masih saja terbawa emosi
Tak mudah untuk tersenyum
Sulit untuk lupakan kecewa

Melangkah menjauh mencari damai
Meredam sisa-sisa amarah
Mencoba menata emosi
Hati berkata: tenanglah

Seketika mata ini menangkap rangkaian warna
Indah, sungguh indah!
Senyum pun jadi sangat mudah
Bibir pun tak henti mengucapkan syukur kepada-Nya

Damai, sungguh damai!
Warna-warni pengobat luka hati
Terima kasih, Tuhan
Karyamu benar-benar menawan




Mataram, 22 Maret 2016 - saat menunggu antrian di Kantor Pajak

Sunday, March 20, 2016

Nanti

Datang mengubah rasa
mengacaukan segala asa
tak peduli kau sedang berjuang,
hingga akhirnya kau tertinggal jauh

Ia akan terus membayangi
selama kau tetap tak mau berbenah diri
Ia akan terus mengikuti
selama kau tak mampu menguasai diri

Dan ia akan menjadi penunjuk waktu
yang membunuh dengan kejam
ketika akhirnya kau tersadar
bahwa kau telah terlempar ke luar jalur

*Mataram, March 20, 2016 - 09.30 p.m.*

Saturday, April 25, 2015

What a Special Day!

Hari ini, Sabtu, 25 April 2015 adalah hari yang spesial. Spesial buat saya. Spesial buat dia. Sangat spesial!
Telah lebih dua puluh tahun kami bersama, akhirnya hari ini dia harus 'meninggalkan' saya. Sejak tahun lalu, sebenarnya saya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari ini. Saya merasa saya siap dan biasa saja. Tapi nyatanya saya belum siap. Tak mudah menutupi ketidaksiapan kala telah sendiri di dalam kamar. Bayang-bayang kebersamaan yang telah kami lalui selama ini tak mau pergi.

Dia yang selalu ada untuk saya. Dia yang selalu setia menenangkan saya di saat resah menyapa. Dia yang tak pernah bosan mendengarkan saya. Dia yang selalu bisa menghadapi betapa keras kepala dan keras hatinya saya. Dia yang selalu mengerti dan memahami saya. Dia yang selalu menjaga saya dengan nasihat-nasihatnya. Dia yang tak kenal lelah mengusahakan yang terbaik untuk saya.

Dia, sahabat terbaik saya.

Gul, selamat ya atas pernikahan kowe sama Mbah. Bahagia banget ngeliat kalian akhirnya jadi suami istri. Oya, hep, ingat kan pas malam setelah acara siraman, sebelum mulai acara barodak, mas-mas fotografernya sempat buat video singkat nanyain perasaan ane ditinggal nikah sama kowe? Ane gak tau kowe ngerasa atau gak kalo ane speechlees. Ane gak mau bicara banyak dengan jawab "Biasa aja kali.", dan ane juga gak mau peluk kowe lama-lama karena ane gak mau terlihat sedih di situ. Iya, sedih, hep. Bukan sedih karena kowe nikah duluan. Tapi sedih bahagia sekaligus kaya ngerasa kehilangan gitu. Yaaa, ane tau sih, walaupun kowe sudah nikah kita tetap bersahabat, tetap bisa main ataupun jalang bareng, dan tetap bisa main ke rumah baru kowe (baca: rumah Tiar). Apalagi ane kan emang temenan sama Tiar dan juga kenal keluarganya. Tapi tetap aja ngerasa ada yang hilang. Rasa haru bertambah waktu momen mengharukan dialog antara kowe sama bapak kowe. Ane gak bisa nahan air mata ini, hep. Terharu banget! Terus pas meluk kowe setelah salam-salaman itu sebenarnya ane pengin meluk kowe lebih lama lagi, tapi pasti yang ada kita bakal nangis semakin kencang dan ane gak mau itu. Jadi ya, pelukan haru itu ane buat singkat aja. Tapi efeknya, begitu ane masuk kamar sepulang dari rumah Mbah sore tadi, ane gak bisa lagi nahan air mata. Saat inipun ane masih meneteskan air mata. Rasanya sedih dan kangen banget sama kowe. Nyesel banget gak meluk kowe lama-lama. Entah kenapa, sebegini galaunya ane ditinggal nikah sama kowe.*pasti kowe ngakak guling-guling dah ni* Gimana kalo ada orang yang ane suka, terus orang itu nikah sama orang lain? :-D

Mbak Dagul, sekarang kowe sudah jadi istri. Ane percaya kowe bisa mandiri walaupun gak tinggal lagi sama emak bapak kowe. Karena walaupun orang kerap menganggap kowe masih kaya anak kecil, toh nyatanya kowe seringkali lebih dewasa daripada ane dalam banyak hal. Ane juga percaya kowe bisa jadi istri yang baik dan setia. Selain itu, ane percaya sama Tiar. Dia cowok yang baik, penyayang, dan dewasa. Oya, hep, dia juga sebenarnya romantis kan? Hehehe. Memang benar ane mengenal Tiar gak seperti kowe yang udah kenal dia sejak SD. Tapi dengan apa yang ane tau tentang dia sudah membuat ane merasa aman. Toh juga emak bapak dan keluarga besar kowe merestui hubungan kowe sama dia ini. Itu yang paling penting.

Hep, makasih sudah puluhan tahun setia jadi sahabat ane. Makasih udah sabar ngadepin ane yang cuek, emosian, keras kepala, dan keras hati. Makasih karena kowe selalu semangat untuk mengusahakan yang terbaik buat ane. Makasih karena sudah mempercayakan banyak hal ke ane. Makasih, hep.

Buat Tiar, selamat akhirnya kamu sudah jadi suami sahnya Fany. Pilihan kamu tepat, Mbah :-)
Dia itu istimewa. Kalian juga terlihat cocok dan serasi. Mengenal kamu cukup lama buat saya percaya kalo kamu bisa jaga dia.
Saya titip sahabat saya, ya, Yar. Saya percaya kamu bisa jadi imam yang baik buat dia. Mengutip sepenggal kalimat emaknya saat di kamar pengantin sesudah akad nikah pagi tadi, "Tolong jaga hatinya." 
Oya, Mbah, tolong bimbing dia supaya bisa semakin baik lagi, ya.


Hmmm. Ane pinter dan berani ngomongnya cuma lewat tulisan ya? Hahaha... As always lah ya. Kalo berhadapan langsung mah cemen. Tapi bodo amatlah. Yang penting asa dan rasa tersampaikan.

Love you both ;-)


PS: Kapan kita jalan bertiga lagi?

Wednesday, July 9, 2014

Just for You!

Haaai...
Saya muncul lagi nih :-)
Kali ini saya akan menulis tentang seseorang. Spesial tentang saya dan dia *eheemm*

Diawali dari dua malam yang lalu, tepatnya hari Minggu, 10 Juli 2014, saya menemukan sebuah tulisan tentang saya yang dia tulis di blog-nya. Tentang ulang tahun saya yang telah lewat. Tentang kado yang hingga tulisan ini saya buat tidak kunjung dia berikan *padahal dia emang gak punya kado untuk saya*. Singkatnya, tentang saya dan dia.

Membaca tulisannya membuat saya senyum-senyum (manis) *narsis dikit boleh lah :p*, membawa saya ke masa lalu. Masa-masa di mana banyak hal konyol yang kami lakukan bersama *kayanya sampai umur segini juga masih konyol. Ups.*

Satu hal yang buat saya benar-benar terkejut atas tulisannya yang ditulis tepat di TANGGAL ulang tahun saya *gara-gara settingan di laptopnya, saya menjadi lebih tua sehari sebelum waktunya :-(* adalah saya tidak pernah menyangka dia akan menulis tentang saya, tentang kami. Pertemanan kami, persahabatan kami, selama ini tak pernah kami tunjukkan dengan cara-cara yang memperlihatkan secara jelas bahwa kami peduli satu sama lain *cuek tapi perhatian, cuek tapi butuh :p*

Seperti yang dia tuliskan, kami berteman memang sejak lama. Sejak masih imut-imut hingga sekarang juga masi imut-imut *dilarang iri!* Soal anak kembar, polisi pun mengakui. Ini terbukti waktu saya belum punya SIM C, ketika ada razia, saya santai saja tunjukkan SIM C miliknya dan tidak ada masalah *Ini dulu, pak polisi. Dulu. Serius! Sekarang saya sudah punya SIM C sendiri. Sumpah!*

Saya cerewet? Kalian nilai sendiri saja ya :-) Tapi teleponan berjam-jam padahal rumah tetanggaan - jarak satu rumah - mungkin bisa jadi bukti kuat atas "tuduhan" itu. Yups, salah satu ketidakwarasan kami adalah teleponan dan smsan lebih sering dan lebih banyak daripada sama pacar sendiri *emang punya, eh?* padahal sudah sering ketemu dan jalan bareng juga. Perjalanan kami pun kerap kami buat panjang dan lama, meskipun itu malam hari. *gimana para emak gak khawatir coba?* Hmmm... Ketidakwarasan yang menghapus kegalauan.

Cuek? It's my middle name. Sifat yang satu ini ditambah moody yang bisa dikategorikan stadium 3 *entah menurut Anda* - bahkan ada seorang teman lelaki mengatakan saya ini kaya PLN (baca: listrik). Tegangannya bisa naik dan turun tiba-tiba - emang buat orang jadi harus ekstra sabar menghadapi saya. Dia - yang dari tadi saya sebut dalam tulisan ini - yang bernama Fany benar-benar luar biasa bisa bertahan "hidup bersama" saya. Itulah kenapa di dalam halaman Acknowledgment skripsi saya menggambarkan tentang dia dalam kalimat, "I believe that you're best friend for life. Something wonderful called having you as my best friend ^ - ^ "

Anyway, waktu mencurigai mas-mas yang ternyata nyari kos-kosan sebagai maling itu, saya dan dia masih SD lho. Dengan lagak sok detektif dan super pede kami jadikan mobil K***** pick up warna merah punya Oom M***** sebagai markas kami tanpa izin *untung gak dituduh kudeta karena menduduki mobil orang lain tanpa izin* Giliran aja ada maling beneran, eh kami sangka mereka yang punya barang (baca: motor). Kejadian macam ini terjadi dua kali pula. Apakah ini tanda-tanda alam bahwa kami mudah tertipu? Semoga saja tidak. Dan semoga saja kami tidak menjadi penipu. Amin ya robbal alamiin.

Jurus menyenangkan diri sendiri (baca: jurus memanjakan lidah) bagi kami *atau saya, eh?* adalah jurus paling ampuh menenangkan suasana hati yang lagi kacau galau *bukan balau*. Lidah senang, perut kenyang, hati tenang, uang melayang. 
Kalau dulu aja harus ngumpulin duit dulu selama seminggu demi silverqueen dan es krim walls - yang doyan coca cola itu dia - sekarang demi cokelat (always), green tea shake, kopi, steak, dan makanan serta minuman yang tak henti-hentinya bermain mata menggoda kami. Benar memang, wisata kuliner adalah kegemaran kami. Duit habisnya buat perut mlulu. Kalau buat makanan, gak mikir harga. Tapi kalau buat beli baju, mikirnya lama dan ujung-ujungya gak jadi beli malah pergi makan.

Ngopi Berdua di Malam Minggu 

Green Tea Shake Idola

Steak murmer

Es krim dipasangkan dengan mocha float


Kalau lihat foto-foto di atas, wajar saja jika sekarang kami tumbuh semakin subur :-)
Hmmm... Walaupun sekarang bulan Ramadhan, niat berwisata kuliner tidak pernah hilang dari pikiran kami.
Besok saja kami sudah berencana mau ke ***** ***  *sensor yeee, supaya gak ada yang ngikutin*

Selanjutnya, kelakuan aneh kami lainnya adalah hobi foto di kamar ganti toko. Doyaaan banget beraksi di depan kamera tanpa ada mata-mata yang tertuju karena terpesona dengan kami *halah!*

 



Narsis di kamar ganti adalah kegembiraan bagi kami.

Ngomong - ngomong tentang sholat tarawih yang wajib booming di bulan Ramadhan, saya pun merindukan tarawih bareng dia, tarawaih di Masjid Al - Mujahidin ***** ****. Kangen sama suasana di perumahan itu. Hiks. Sebenarnya ada sih rencana buat sesekali tarawih di sana, tapi sampai sekarang belum terlaksana. #bukansekadarrencana

Last but not least, thousand thanks untukmu sahabat. Terima kasih atas doanya, semoga dikabulkan. Amin ya robbal alamiin. Terima kasih atas persahabatan yang sudah terjalin selama ini. Terima kasih telah setia "meminjamkan" telinga dan pundakmu. Terima kasih atas nasihat-nasihatmu. 



Semoga persahabatan ini baik-baik saja, kawan. Jika suatu saat nanti ada masalah di antara kita, ingatlah bagaimana kebersamaan kita selama ini sehingga tak mudah bagi kita untuk mengakhiri ini semua.

You're my 'crazy silly' best friend ever. Thanks for always making me laughs. Thanks for every single moment of our craziness and togetherness. I believe that you're best friend for life. Something wonderful called having you as my best friend ^ - ^


PS: Bener lho, ntar di kuburan juga sendiri-sendiri :-)


Tulisan asli mbak Fany, bisa dilihat di sini:

Tuesday, June 17, 2014

Bukan Tentangmu Lagi

Kini kau tak peduli...
Mungkin karena telah tak ada hati...
Atau mungkin rasamu telah mati...
Atau mungkin karena memang tak ada hati...

Kelak kau pasti 'kan sadari,
Ia sangat berarti.
Tak peduli kau pergi,
Ia setia menanti.

Ketika pagimu terasa sunyi,
kau mencari yang telah pergi...
Ketika siangmu terasa sepi,
kau mencari yang telah pergi...
Ketika malammu terasa tak berarti,
kau mencari yang telah pergi.

Ketika ia datang kembali,
Hatinya bukan tentangmu lagi.



*Mataram, June 17, 2014 - 10.00 pm*

(Akan) Tiba Masanya

(Akan) tiba masanya,cepat atau lambat.
(Akan) tiba masanya,
sekarang atau nanti.
(Akan) tiba masanya,
sebelum kau sadari atau setelah dia jauh pergi.



*Mataram, June 1, 2014 - 9.50 pm*

Never Stop to Smile

Never Stop to Smile

The Nature of Human Being

The Nature of Human Being

Think Purple

Think Purple